masa itu lebih baik dri emas

Monday, January 10, 2011

Kini Makin Banyak Muslimah di Serbia yang Berani Kenakan Jilbab nisrina khuzaimah is online.

Syiar Islam kini mulai tumbuh subur di Serbia, negara di semenanjung Balkan yang semula berhaluan komunis. Salah satu indikatornya, makin banyak Muslimah yang tak takut lagi menunjukkan identitasnya dengan mengenakan jilbab.

Awal bulan ini, tujuh perempuan muda dan satu wanita dewasa memutuskan untuk mengadopsi pemakaian jilbab hari itu juga setelah menghadiri debat yang berjudul “Bagaimana Muslimah Berbusana” yang diselenggarakan oleh Universitas Internasional Novi Pazar. Mufti lokal, Muamer Zukorlic, tampil sebagai pembicara.

Keputusan mereka serta-merta didukung hadirin. Mereka bertepuk tangan setelah ke delapan wanita itu keluar dengan penampilan baru mereka, berbalut busana Muslimah.

Secara keseluruhan, hanya sejumlah kecil wanita Muslim di Serbia yang mengenakan jilbab. Namun kecenduran makin meningkatkan perempuan berjilbab baru-baru ini sempat membuat polemik: apakah perlu penggunaan jibab dilarang atau tidak.

Corovic Aida, seorang aktivis hak asasi manusia di Novi Pazar dan kepala Urban In, sebuah LSM advokasi, mengatakan pemakaian jilbab lebih soal fashion daripada iman. Namun jilbab juga bisa merupakan respons terhadap tekanan dari keluarga dan lingkungan. “Kebanyakan perempuan muda di bawah 18 tahun memakai jilbab, dan sebagian besar bahkan tidak menyadari artinya,” katanya.

Muhamed Jusufspahic, wakil Reis-ul-ulama dari Komunitas islam Serbia mengatakan negara tak perlu mengatur busana warganya. Sebagaimana kaum Muslimah, katanya, pilihan mengenakan jilbab semestinya diserahkan pada mereka.

Selama era Komunis di Yugoslavia, sebuah undang-undang pada tahun 1950 melarang perempuan mengenakan pakaian yang menutupi wajah. Aturan itu akhirnya dicabut. Saat ini, tidak ada hambatan seperti itu untuk wanita di Serbia. Mereka bahkan bisa difoto untuk dokumen identitas dalam pakaian Muslimah.

Dalam perang Balkan, serbia menempatkan kaum Muslim sebagai musuh utama. Genosida warga Muslim dilancarkan dan ribuan Muslim syahid dibantai.

Parlemen Serbia tahun lalu menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa pembantaian ribuan warga Muslim Bosnia pada Perang Balkan pada 1995. Namun mereka menolak aksi kekerasan saat itu disebut sebagai sebuah peristiwa genosida. (Siwi Tri Puji Bwww.balkaninsight.com/RoL).

dakwatuna.com

No comments:

Post a Comment

 

Design by Amanda @ Blogger Buster